Tuesday 4 December 2012

0
Komen

Islam Tersudut, Umat harus Bersatu

Bermula dari kekerasan terhadap Jama’ah Ahmadiyah, dan umat Kristen, umat Islam disudutkan. Umat Islam dituduh kerap melakukan kekerasan terhadap kelompok Minoritas. Ujung-ujungnya, pemerintah diminta membubarkan ormas Islam. Padahal, Ormas Islam adalah pilar, dan basis pembinaan umat. Umat tidak boleh diam, umat harus bersatu, ormas Islam harus tetap eksis.

Pemicunya adalah peristiwa kekerasan di Cikeusik dan Temanggung. Para pejuang anti Islam yang selama ini getol membela aliran sesat, kini menabuh  perang. Bukan hanya pelaku kekerasan dikutuk, atau sekadar mengadili pelaku kekerasan. Malah, kampanye pembubaran ormas Islam digalakkan..

Salah satu kampanye yang paling efektif , menggiring opini masyarakat lewat media massa yang mereka kuasai, atau paling tidak sevisi dengan mereka. Salah satu contohnya, opini di harian kompas 14/2, “Kebinekaan pun “terancam”.

Sekilas opini tersebut tidak ada masalah. Namun opini tersebut dipoles sedemikian rupa, ujungnya, yakni menuduh bahwa pelaku dari tindakan anarkis terhadap Ahmadiyah dan Kristen, adalah Ormas Islam. Sehingga, Ormas Islam yang kerap bertindak anarkis harus dibubarkan.

Meski, tuduhan tersebut tidak didukung oleh fakta. Hasil investigasi polisi di lapangan, sebagaimana yang dilansir Kapolri Jenderal Timur Pradopo usai dengan pendapat denganDPR RI, mengatakan bahwa hasil investigasi polisi, tidak ada ormas yang terlibat dari penyerangan di kedua tempat.

Meski fakta keterlibatan ormas Islam, tidak terbukti, tetap saja ormas Islam disandera, disudutkan. Bahkan, saat ini opini, dan wacana yang dikembangkan, yang ramai diperdebatkan diberbagai diskusi, di warkop, di media massa, adalah pembubaran Ormas Islam, pencabutan SKB 3 Menteri. Bukan lagi, mengusut pelaku kekerasan, atau mengurai akar permasalahan dari berbagai tindakan kekerasan terhadap Jama’ah Ahmadiyah, dan umat kristen.  

Akar Masalahnya

Andaikata para pembela aliran sesat, pejuang kebebasan beragama, mau jujur, dengan melihat fakta dan akar masalahnya, yang menyebabkan sekolompok umat Islam kerap bertindak anarkis. Mereka tidak membabi buta menyalahkan umat Islam, yang berujung tuntutan pembubaran ormas Islam.

Apabila kita menengok kebelakang, hampir semua tindakan anarkis yang dilakukan sekolompok umat, dipicu oleh ulah kelompok yang diserang. Kekerasan terhadap Ahmadiyah beberapa kali diberbagai tempat, akibat ulah Ahmadiyah yang tidak mengindahkan SKB tiga menteri, yang melarang Ahmadiyah melakukan aktivitas.

Ahmadiyah selalu ditegur keras oleh masyarakat, namun mereka tetap saja bersikeras melakukan aktivitas dakwahnya. Padahal, mereka telah divonis sesat, dan menyesatkan umat. Salah satu, kesesatannya yakni mengakui Mirza Ghulam Ahmad, sebagai Nabi, serta mempunyai kitab suci Tadzkirah. Ahmadiyah juga mengakui dua kota di India sebagai kota sucinya, bukan Makkah.

Prinsip-prinsip tersebut sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Sehingga, Ahmadiyah dianggap sesat, dan disuruh keluar dari Agama Islam, serta mendirikan agama baru. Tapi mereka tetap bersikeras mengaku Islam, mendakwahkan ajarannya kepada umat Islam. Inilah yang membuat umat Islam marah, hingga berbuat anarkis. Seandainya, Ahmadiyah menyatakan bukan dari Islam, maka tidak ada tindakan anarkis terhadap mereka. Sebab, umat Islam berprinsip, bagiku agamaku, bagimu agamamu, selama tidak mengganggu keyakinan umat, kita damai hidup berdampingan.

Prinsip Islam tersebut, bukan isapan jempol belaka. Dimana mayoritas Islam, pasti hidup rukun dengan agama lain. Dalam Islam mempergauli tetangga sangat dianjurkan, bahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, bersabda, ”tidak beriman seseorang, apabila akibat perbuatannya, tetangganya tidak merasa tenang”(.....?. Sebaliknya, apabila umat Islam minoritas mereka selalu terdzhalimi oleh umat agama dan kelompok lain. Umat Islam kerap didzhalimi, dilarang menjalankan ajaran agamanya, serta mengalami kekerasan fisik, misalnya; di Thailand, di Filipina, serta beberapa negara di Eropa.

Anehnya, para penggiat HAM, pejuang kebebasan beragama, yang mayoritas beragama Islam, tidak kedengaran suaranya membela umat Islam yang terdzhalimi. Berbanding terbalik, jika umat lain dihakimi kelompok Islam. Meski, pemicunya kelompok itu sendiri. Seperti kekerasan di Temanggung, dipicu oleh ulah Antonius yang mengaku pendeta menyebarkan buku yang melecehkan Islam. Kemudian, dihukum tidak sesuai dengan tingkat perbuatannya. Terjadilah kemarahan umat, berujung anarkis.

Kekerasan terhadap umat Kristen di Temanggung, bukan yang pertama terjadi. Beberapa bulan lalu, juga terjadi di Bekasi. Tapi, lagi-lagi tindakan anarkis itu, dipicu oleh umat Kristen, bukan umat Islam, yang selalu jadi tersandera dan tertuduh. Kejadian tersebut dipicu oleh umat Kristen yang tidak taat pada aturan, yang melarang umat lain,  mendirikan rumah ibadah di tengah-tengah mayoritas umat Lain. Umat Kristen tetap saja tidak menggubris peringatan pemerintah dan masyarakat. Bahkan polisi sudah menyegel tempat ibadahnya, tetap saja mempergunakannya, masyarakatpun tidak tahan melihat ulah mereka, maka bentrokan pun tidak bisa dihindari.

Memutarbalikkan Fakta

Argumen dan fakta yang dibangun penulis, tidak berarti membenarkan berbagai tindakan anarkis. Sekali lagi tidak. Namun, penulis menginginkan mendudukkan berbagai persoalan secara proporsional. Siapa saja bersalah tetap harus mendapat hukuman yang setimpal. Ahmadiyah yang tidak taat terhadap SKB, yang ditandatangani Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri dan Jaksa Agung, tetap harus mendapat sanksi dan hukuman

Begitu juga, dengan pelaku anarkis, tetap harus diselidiki, dan dihukum sebagaimana kesalahan yang mereka perbuat. Namun, wilayah hukum, adalah tugas dan tanggung jawab polisi untuk menyelidiki, dan membawanya kepengadilan, serta mendapat hukuman sesuai tingkat kesalahannya. Bukan tugas sekelompok pejuang HAM, kebebasan yang menjatuhkan vonis, seakan-seakan mereka paling benar, paling nasionalis. Padahal, kelompok-kelompok merekalah yang banyak ditunggangi kepentingan asing, “menjual negara” kepada pihak asing demi nafsu mereka.

Kelompok-kelompok inilah yang membangun menggiring opini publik, dengan stigma, bahwa ormas Islam kerap bertindak anarkis, dan harus dibubarkan. Penggiringan opini publik, serta pemutar balikkan fakta, adalah sebuah skenario besar yang disusun kelompok Islam fhobia, yang dibiayai oleh LSM asing, sebagai sebuah proyek penghancuran Islam. Jika hal itu terjadi, dan indikasinya kebenarannya didukung fakta-fakta dilapangan, misalnya, Kapolri mengatakan bahwa tidak ada Ormas Islam terlibat, tapi wacana yang dikembangkan oleh sebagian kelompok lewat media, selalu menuduh Ormas Islam terlibat.

Pola penggiringan opini bagi umat Islam, bukanlah hal baru. Meski, esensinya sedikit mengalami perubahan, tapi polanya tetap sama. Media tetap menjadi alat paling efektif dalam menjalankan propagandanya. Umat digiring menerima dan menyetujui pendapat. Demi menguatkan propagandanya, dikutiplah pendapat beberapa tokoh Islam.  Sekali lagi ini pola lama, namun tujuannya tetap memojokkan Islam. Jika Islam terstigma secara negatif, Islam akan dijauhi, bahkan oleh pemeluknya sekalipun.

Umat Bersatu

Berbagai propoganda yang menyudutkan Islam, dan Ormas Islam sebagai basis pembinaan umat, dari kelompok Islam fhobia, yang selalu memanfaatkan momentum kelengahan umat, tidak boleh diabaikan dan didiamkan. Apabila, diabaikan bisa berakibat fatal. Hari ini boleh gagal, tapi besok bisa berhasil, jika umat tidak tegas, dan bersatu membendung propoganda mereka. Mereka didukung oleh dana yang “wah”,   inilah kekuatan mereka, disamping kekuatan  asing, dan dukungan sebagian besar media massa.

Menghadapi serangan musuh Islam, yang dipelopri berbagai kelompok, tidak jalan lain, umat harus bersatu. Umat Islam harus merapatkan barisannya, ukhuwah perlu dirajut. Singkirkan segala perbedaan yang bersifat khilafiyah. Benih-benih perbedaan jangan diperlebar, sebaliknya dipersempit. Saling curiga, klaim diri paling benar, bukan saatnya lagi.

Saatnya sekarang, memikirkan langkah terbaik, mengatur strategi jitu menghadapi musuh-musuh Islam. Strategi terbaik, adalah dengan menguatkan ukhuwah Islamiyah, memperbanyak silaturahim, dan menggencarkan pembinaan umat dengan dakwah. Meski,  merajut ukhuwah, di tengah perbedaan, diberbagai komponem umat bukanlah hal mudah. Butuh sebuah perjuangan besar, tidak berarti tidak bisa dicapai. Selama ada kemauan, selama ada usaha menuju kesana.

Begitu banyak dalam Al Qur’an dan hadits yang bercerita, tentang penting, serta keutamaan dari sebuah ukhuwah Islamiyah. Allah Subhana Wa ta’ala berfirman dalam al-Quran Surat Surat al-Hujurat ayat 10:”Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”.

Ayat di atas sekali lagi menegaskan akan penting dan keutamaan sebuah ukhuwah Islamiyah. Hal ini, perlu di sadari betul oleh umat. Lagi pula, di tengah berbagai tudingan kelompok Islam fhobia, umat Islam harus memperlihatkan ukhuwah Islamiyah untuk menghadapi mereka. Umat akan kuat, dan siap menghadapi musuh dengan kekuatan apapun, serta dari berbagai sudut serangan, kalau umat Islam bersatu, umat Islam tidak saling menyal. hkan sendiri. Apatah lagi, saling cakar, saling menuduh,sifat seperti akan memperlemah kekuatan Islam.

Sejarah pun mencatat, bahwa ukhuwah Islamiyah merupakan pilar utama perkembangan Islam sejak dahulu hingga sekarang. Sejak pertama Rasulullah hijrah ke Madinah sebagai cikal bakal lahirnya peradaban Islam, yang sampai sekarang tidak ada menandingi. Langkah pertama Rasulullah, adalah mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar.

Ukhuwah Islamiyah inilah, yang melahirkan energi besar dan kekuatan dahsyat. Sehingga, daulah Islamiyah dapat di Jazirah dapat mencapai kejayaannya. Rasulullah Shallallahu alaihi bersabda, yang diriwayatkan Bukhari“Sesungguhnya orang-orang mukmin dengan orang-orang mukmin lainnya itu ibarat bangunan yang satu bagiannya menguatkan bagian yang lainnya”.

Olehnya itu, jika kejayaan umat terdahulu ukhuwah Islamiyah menjadi salah satu pilar utamanya. Kitapun harus yakin, bahwa kejayaan Islam hari ini, dan seterusnya, ukhuwah Islamiyah juga akan menjadi salah satu pilar utamanya. Maka, menjadi tugas dan kewajiban kita untuk menjaga ukhuwah islamiyah itu agar tetap terjaga dengan baik dan kokoh demi kejayaan Islam. Semoga Allah Subhanahu Wa Taala memberkati dan meridhai tiap langkah dan gerak-gerik kita di dunia ini. Sehingga, kebahagian dunia dan akhirat dapat tercapai, dengan kejayaan Islam, dan kaum muslimin. 

(Burhanuddin, Makassar, 15 Februari 2011)

No comments:

Post a Comment

Copyright© Hasil Nukilan : Burhanuddin